Perspektif Al-Qur'an Mengenai HOAX Yang Beredar Di Era Internet Of Thing (IOT)

Berbicara soal teknologi dan informasi di zaman sekarang sudah tidak asing lagi untuk semua kalangan masyarakat pada umumnya. Pengguna teknologi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dilansir dari halaman website www.bps.go.id bahwa presentasi penduduk yang menggunakan telepon selular terus mengalami peningkatan, hingga pada tahun 2019 mencapai 63,53 persen. Dalam statistik tersebut hanya penggunaan telepon selular, masih belum yang lainnya seperti komputer, laptop, netbook, tablet dan yang lainnya. Pengguna teknologi tersebut terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil sampai orang yang lansia. Perkembangan teknologi juga berdampak besar terhadap luasnya jangkauan internet yang dapat diakses. Bahkan dengan internet seseorang dapat mengetahui aktivitas orang lain dengan sangat mudah meskipun keduanya tidak kenal atau bahkan tidak pernah bertemu sama sekali sebelumnya melalui media sosial (medsos). Dengan internet masyarakat juga akan lebih terbantu dengan adanya platform-platform yang menyediakan berbagai kebutuhan, karena internet bisa menjadi sebuah jembatan untuk mencari dan mendapatkan apa yang mereka inginkan, mulai dari pengetahuan, pengalaman, pertemanan, bahkan penghasilan. Namun, selain memberikan banyak manfaat serta melahirkan banyak inovasi internet juga bisa menyebabkan banyak aspek kehidupan masyarakat yang berubah, baik itu dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Tidak jarang pula masyarakat termakan dan terdoktrin berita-berita yang disengaja untuk memberikan informasi palsu (hoax). Karena dunia internet memang tidak bisa dipungkiri, bagaikan pedang yang memiliki sisi positif dan sisi negatif. Karena dengan internet seseorang bisa dengan sangat mudah memberikan konflik antar kelompok dengan berita-berita yang mengandung unsur kebencian yang memuat berita palsu.

Berbicara tentang hoax memanglah sangat meresahkan dan merugikan, karena dengan hoax bisa timbul sebuah kebencian dan perpecahan antar sesama. Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman sekarang merupakan hasil rekayasa belaka, yang memang tujuannya tidak lain untuk mempecah masyarakat. Disebutkan dalam al-Qur'an surah al-Isra' ayat 53:
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
Artinya: Dan katakankah kepada semua hamba-hambaKu (Allah) "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik, karena sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi manusia".
Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa semestinya seseorang itu harus berkata dengan baik dan benar. Jangan sampai menjadi kepribadian yang setiap perkataannya dapat memberikan sebuah permasalahan dan banyak menuai kontra. Dalam kehidupan sosial seseorang memanglah dituntun untuk selalu bertutur kata dengan baik dan benar.

Hoax memang bukan hanya ada di zaman yang serba teknologi ini, namun hoax sudah ada dari zaman Rasulullah Saw, dibuktikan dengan adanya berita-berita bahwa Rasulullah bukanlah seorang rasul melainkan orang gila, yang tujuannya untuk memprovokasi masyarakat pada saat itu untuk tidak mengikuti ajaran Rasulullah Saw. Bahkan hoax juga disinggung dalam al-Qur'an mengenai kabar yang tersebar dikalangan para sahabat tentang Sayyidah Aisyah yang diduga melakukan perbuatan tercela. Diceritakan dalam al-Qur'an surah an-Nur ayat 11-12:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ (11) لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ (12).
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa kabar bohong itu dari golonganmu juga. Janganlah kira kabar bohong itu buruk bagimu bahkan itu baik bagimu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakan. Dan siapa yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran kabar bohong itu, maka baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar kabar bohong itu orang-orang mukmin dan mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata "Ini adalah berita bohong yang jelas".

Dampak hoax bisa dikatakan sangatlah membahayakan, karena melalui konten yang tidak yang sampai kepada masyarakat serta diterima bisa menimbulkan opini dan persepsi yang tidak benar pada suatu kelompok maupun disintegrasi bangsa. Pembuat dan penyebar hoax bisa dilakukan siapa saja dan dimana saja, namun terkadang hoax di propagandakan oleh suatu kelompok untuk tujuan kebencian, provokasi dan hasutan. Motif pelaku hoax cukup beraneka macam, ada yang karena demi uang, kepentingan ideologi, agenda politik dan lain sebagainya.

Bagaimana supaya seseorang tidak termakan hoax? Kuncinya cuma satu yaitu perbanyaklah membaca. Karena dengan membaca seseorang tidak gampang tertipu dengan adanya berita-berita yang tersebar, mecari fakta atau data yang bisa menjadi penunjang kebenaran suatu berita, melakukan penggalian dari platform-platform berita lainnya serta tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang diliput oleh media maupun yang disebarkan orang lain. Allah berfirman dalam al-Qur'an surah al-Isra' ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا.
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semuanya akan diminta pertanggung jawaban.

https://mubadalah.id/menelisik-pandangan-al-quran-tentang-hoax/
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama